KABUPATEN CIREBON - Menindaklanjuti arahan Kakanwil Masjuno, Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat (Kadivyankumham Kemenkumham Jabar) Andriensjah, bersama Kepala Bidang Pelayanan Hukum Ave Maria dan Kepala Subbid Pelayanan KI Dona Prawisuda melakukan pengawasan Potensi Indikasi Geografis Mangga Roman Ayu, yang bertempat di Sedong, Kabupaten Cirebon (Jumat, 04/10/2024).
Dalam kesempatan ini Kadivyankum dan tim Bidang Pelayanan Hukum meninjau salah satu varietas tanaman mangga Roman Ayu yang sudah terbit sertifikat varietas lokalnya dari Kementerian Pertanian sejak tahun 2021 sebelumnya.
"Roman Ayu” merupakan varietas mangga baru dari Kabupaten Cirebon yang pertama kali dikembangkan oleh Surohman, warga Desa Panongan, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon. Menurut Surohman, dirinya pertama kali mengembangkan varietas baru tersebut di tahun 2015 dengan mengokulasi batang mangga lokal dengan batang mangga dari Taiwan.
Menurut Surohman yang akrab dipanggil Rohman ini, mangga Roman Ayu memiliki ukuran lebih besar dan berwarna merah marun saat kondisi matang, selain itu berat buah tersebut bisa mencapai 1,8 kilogram per buahnya.
“Setelah tumbuh, saya tidak berani menjual, hanya mencobanya sendiri, namun beberapa tahun kemudian dijual, lumayan banyak peminatnya,” demikian jelas Surohman.
Andriensjah menerangkan bahwa potensi roman ayu bisa membuahkan satu lagi Indikasi Geografis dari Kabupaten Cirebon dengan catatan di bentuknya Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), pengelolaan tempat dan batas wilayah, serta atensi penuh dari pemerintah daerah dalam pengawasan demi kelancaran produksi Mangga Roman Ayu ini yang menjadi ciri khas suatu daerah.
Didampingi oleh Kabidyankum dan Kasubbid KI, Andriensjah memantau langsung bibit bibit yang ada dalam penangkaran serta mencicipi rasa dari buah tersebut. "Ada perbedaan dari segi rasa dengan mangga-mangga yang ada dan buah ini secara penampilan sangat cantik karena warnanya merah marun" menurut Kabid Ave.
(Red/foto: Subbid KI)
