Bandung, 20 Oktober 2024 — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Masjuno, membuka secara resmi kegiatan pelatihan menembak bagi pegawai Divisi Keimigrasian. Acara ini dilaksanakan di Lapangan Tembak Jingga, Mako Kopasgat, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, yang mana bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam penegakan hukum, khususnya dalam penggunaan senjata api.
Turut hadir dalam acara ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Masjuno, Kepala Divisi Keimigrasian, Filianto Akbar, Kepala Bidang Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, Alberthus Santani Fenat, Kepala Bidang Perizinan dan Informasi Keimigrasian, Putut Sukoco Nusantoro, Kepala Sub Bidang Intelijen Keimigrasian, Rizki Fajar Ernanda, serta staf dari Divisi Keimigrasian Jawa Barat.
Acara pembukaan diawali dengan pembacaan doa, dilanjutkan dengan sambutan dari Kapten Pasukan Ranggadhika. Dalam sambutannya, Kapten Ranggadhika menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta. "Kami ucapkan selamat datang di Mako Kopasgat, Lanud Sulaiman, dan semoga pelatihan ini dapat memberikan manfaat besar dalam meningkatkan kompetensi bapak-ibu semua dalam menjalankan tugas penegakan hukum," ungkapnya.
Dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat, Masjuno, yang mana memberikan sambutan sekaligus membuka pelatihan secara resmi. Ia menegaskan pentingnya kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam tata cara penggunaan senjata api. "Pelatihan ini diharapkan dapat membentuk pegawai yang cakap, tanggap, dan sigap dalam tugas mereka, serta memahami teknik menembak yang benar," ujar Masjuno dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan, "Seperti ilustrasi menembak, dalam melaksanakan tugas pun kita harus mempunyai target dan tujuan, agar semua pelaksanaan target kinerja dapat tercapai dengan baik dan sesuai harapan." pungkasnya.
Setelah sambutan dan sesi foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan briefing singkat yang dipandu oleh pelatih dari KOPASGAT. Para peserta mendapatkan arahan mengenai teknik dasar menembak serta prosedur keselamatan yang harus diutamakan. Senjata yang digunakan dalam pelatihan kali ini adalah pistol Sig Sauer buatan Jerman, dengan setiap peserta mendapatkan kesempatan menembak menggunakan 6 peluru.
Pelatih menekankan pentingnya keselamatan, terutama dalam menjaga posisi laras senjata agar selalu lurus dan tidak mengarah ke atas atau ke bawah. Kegiatan menembak dimulai dengan sesi tembakan percobaan, kemudian dilanjutkan dengan latihan menembak target statis pada jarak yang telah ditentukan. Peserta berlatih secara bergiliran, dengan fokus pada ketepatan dan presisi tembakan. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menembak para pegawai, sehingga mereka siap menghadapi situasi yang membutuhkan kemampuan tersebut di lapangan.
(Red/Doc:Iqbal)