DALAM PERAYAAN PASKAH OIKUMENE 2022, KADIVMIN (ANGGIAT) BERKOMITMEN : KITA HIDUPKAN KEMBALI PEMBINAAN KEROHANIAN KRISTIANI DI JAWA BARAT

1

2

3

4

56

BANDUNG-Menindaklanjuti surat Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor : 03/PSK-OIK/IV/2022 tanggal 14 April 2022 tentang Kegiatan Ibadah dan Perayaan Paskah Oikumene Tahun 2022 Kementerian Hukum dan HAM, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat ikuti secara virtual ibadah Perayaan Paskah Oikumene yang bertempat di Ruang Saharjo. Pada hari ini, Jumat sore (22/04/22).

Tampak hadir Kepala Divisi Administrasi Anggiat Ferdinan, Kepala Subbidang Intelijen Keimigrasian Vera Widjajanti dan sejumlah pegawai Kristiani Se-Bandung Raya serta diikuti secara virtual oleh seluruh pegawai Kristiani yang tergabung ke dalam Persekutuan Oikumene di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Perayaan Paskah ini diselenggarakan oleh Oikumene Pusat yang bertempat di Aula Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Gedung Sentra Mulia Lantai 18 yang bertemakan "Tak Terpisahkan dari Kasih Allah" dan mengutip ayat Alkitab dari Roma 8:31-39 dengan judul “Keyakinan Iman”

Pada kesempatan berkotbah, Pdt. Luther Zwingli Raprap mengatakan, “Pada jaman Kaisar Nero, seorang kaisar yang kejam melakukan pembantaian kepada umat kristiani. Jaman dimana kesusahannya para umat Kristiani. Apakah kesusahan seperti jaman itu dan jaman sekarang seperti Covid-19, kenistaan, ketelanjangan ataupun kelaparan ataupun kuasa manapun tidak ada yang bisa memisahkan kita dari Kasih Kristus. Tidak ada satu kuasa apapun yang dapat memisahkan kita dari Kasih Allah karena keberpihakan Allah adalah buktinya.” katanya.

Raprap pun menjelaskan, “AnakNya saja yang paling Dia Kasihi dikasih/diberikan sama kita, apa mungkin yang lainnya tidak dikasih. Itu ilustrasi/gambran keberpihakan Allah yang pertama, yang bisa kita gambarkan dengan akal pikiran kita. Yang kedua, siapakah yang membenarkan mereka selain Allah. Yang ketiga, kita tidak bisa mengukur kasih Allah dengan yang lainnya hanya dengan Anak-Nya sendiri. Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini maka Dia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal kepada kita. Tujuan iman kristen adalah kita percaya kepada Kristus agar diselamatkan. Apapun situasi yang menghalangi kita, itu tidak bisa memisahkan kita dari Kasih-Nya. Jika Dia mengasihi kita, mengapa dia membiarkan kita kesulitan, sakit penyakit dan penderitaan. Jawabannya adalah Tuhan sedang mengoreksi anda agar intropeksi diri. Dia sedang menguji dan melatih serta membentuk anda agar lebih baik dan kuat. Janganlah mengukur kasih Allah dengan ukuran materi. Apapun problem yang dihadapi, janganlah meragukan Kasih Tuhan, jika anda meragukan Kasih Tuhan maka anda meragukan kebangkitannya. Intinya satu, sesulit apapun kehidupan kita, Allah tetap mengasihi kita. Jika kita menjadi satu dalam kematian Kristus Yesus maka marilah kita menjadi satu juga dengan kebangkitannya melawan kematian.” jelasnya pengkotbah yang lahir 31 Oktober dengan gayanya yang jenaka.

7

Kemudian, Reinhard Silitonga pun memberikan sambutan dan menuturkan, "Kita telah mendengarkan kotbah dari pak Pendeta Raprap, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kepala Kantor, Para Pimti Pratama dan pengurus Oikumene. Semoga iman kita bertumbuh dan berbuah. Mari kita bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai rasa syukur kita kepada Tuhan serta membawakan Kementerian Hukum dan HAM menjadi lebih baik lagi melayani masyarakat." tuturnya selaku Ketua Oikumene.

8

Lebih lanjut, Yasonna H. Laoly menambahkan, "Tuhan selalu bersama kita, sudah selayaknya kita bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus. Sejak kita berjuang dalam pandemi covid-19 ini, pandemi tidak bisa memisahkan kita dari Kasih Tuhan. Kita bersyukur perayaan ini, kita memperingati Paskah pada Tahun ini bersama-sama. Kita terus Beraktivitas dalam kehidupan kita. Namun jangan lupa akan hal terpenting yaitu kerohanian. Billy Graham mengingatkan kepada kita, dosa adalah kekuatan nomer 2 di alam semesta ini. Hanya nomer 1 yang lebih besar daripada itu adalah Kasih Tuhan-lah yang lebih besar. Sola Gratia. Efesus 2 : 8-9 menyatakan bahwa Sebab karena kasih Tuhanlah engkau diselamatkan, bukan karena usahamu sendiri. Kita pergunakan kesempatan ini untuk merefleksikan rasa syukur kita telah menerima Kasih-Nya. Sebagai insan pengayoman, kita harus mampu sabar, mengampuni dan memaafkan terhadap sesama. Tuhan telah memberikan Anak-Nya agar kita terbebaskan dari dosa. Kita akan selalu mengingat betapa besar Kasih-Nya. Kita terus membangun persekutuan kita baik langsung maupun virtual. Marilah kita saling mendoakan sesama kita sekalipun untuk yang berbeda agama dan negara kita.” tambahnya.

9

Pada akhir kesempatan, Anggiat pun menerangkan, "Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian umat kristiani Kemenkumham. Walaupun dinamika bersekutu dalam membina kerohanian itu timbul dan tenggelam karena banyak faktor yang mempengaruhi. Kita menyadari bahwa pembinaan kerohanian itu penting. Pada kesempatan ini, Mari kita hidupkan kembali persekutuan Oikumene. Mari kita tingkatkan kegiatan-kegiatan kerohanian, membangun Kanwil Kemenkumham Jabar penuh dengan kebahagian dan sukacita. Kegiatan keagamaan akan berjalan lancar dengan dukungan dari sesama, materil dan moril serta dukungan Kasih Tuhan. Kita dukung dan bangun Kemenkumham dan negara ini agar kerohanian Oikumene dapat hidup di Kanwil Kemenkumham Jawa Barat." terangnya kepada tamu undangan yang hadir di ruang Saharjo.

10

(Red/foto : Hot)


Cetak   E-mail