BANDUNG - Bekerja sama dengan Raoul Wallenberg Institute (RWI), Biro Humas, Hukum dan Kerja Sama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertema "How to Communicate Human Rights Issues to Public Through Social Media" yang berlangsung di Hotel de Java Bandung (Selasa, 23/11/2021).
Dihadiri oleh para peserta dari Satuan Kerja (Satker) Kemenkumham, Forum Pemuda Sadar Hukum (FPSH) dan para pelajar dari Universitas di Bandung, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengedukasi peserta kegiatan dalam memahami pengelolaan media sosial sehingga peserta dapat menyiapkan rencana dan strategi yang baik mengenai kinerja Kemenkumham dan menyampaikan pesan terkait isu HAM yang menjadi perhatian publik.
Mengawali kegiatan pembukaan kali ini Kepala Subbagian Kerjasama Multirateral Yusuf Romli menyampaikan sambutannya. Beliau menyampaikan apresiasi atas kehadiran para peserta kegiatan. Dalam kesempatannya Yusuf juga menyampaikan maksud dan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini serta rincian rencana kegiatan.
Penyampaian kata sambutan oleh Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat Heru Tjondro melanjutkan pembukaan kegiatan ini. Mewakili Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jabar, Kadivim Heru menyampaikan harapannya terhadap hasil yang baik dan positif sehingga akan bermanfaat dalam menunjang kinerja Kehumasan di lingkungan Kemenkumham Jabar. “Media sosial menjadi alat utama dalam kehumasan, terutama dalam hal publikasi dan sosialisasi. Bahkan Sekjen Kemenkumham sendiri sangat concern dalam hal kehumasan pada lingkungan Kemenkumham” tutur Heru dalam sambutannya.
Menutup kegiatan pembukaan, penyampaian kata sambutan oleh Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri Youngest Non Itah. Mewakili Kepala Biro Humas Kemenkumham, Kabag Non Itah menyampaikan pentingnya melaksanakan pekerjaan secara luar biasa. Non Itah juga berharap agar dalam kesempatan ini para peserta bisa saling berbagi ilmu dan belajar.
Mengisi sesi pertama kegiatan ini, hadir Digital Strategist Andika Viallinata dari Focus 720 menyampaikan materi terkait Brand dan bagaimana membangun hubungan Brand dengan Audiens. Menurut Andika salah satu wajah utama suatu brand dalam era digital ini adalah website. Andika menerangkan bahwa kredibilitas suatu brand akan dinilai dari bagaimana website-nya dikelola.
Menurut Andika dalam proses pembuatan website diperlukan 6 aspek yaitu valuable, useful, accesible, desireable, credible dan findable. Andika juga menyampaikan bahwa konten dalam suatu website sebaiknya menampilkan teks secukupnya dan tidak terlalu banyak.
Pada sesi kedua, Blogger & Content Creator Ayu Imanda menyampaikan materi bertema "How to be a good content creator". Ayu memulai sesi dengan penjelasan mengenai seperti apa itu konten yang baik, menurut beliau konten yg memberi manfaat baik untuk audiens-nya sudah cukup untuk disebut sebagai konten yang baik. Selain itu Ayu juga menjelaskan tentang tujuan - tujuan dalam pembuatan konten, mulai dari sekedar hiburan, sharing, edukasi, hingga branding. "ini tugas kita semua sebagai masyarakat indonesia untuk meredam konten - konten negatif seperti hoaks dengan mempopulerkan konten - konten yang positif" ujar Ayu.
Dalam membuat konten, Ayu menyampaikan diperlukannya soft skill dan digital skill untuk menghasilkan konten yang bagus. Ayu juga menganjurkan kepada seluruh peserta untuk mencari referensi dan memperkaya literasi mereka demi melatih creative thinking dan jangan sekedar menjiplak karya yang sudah ada.
Praktik pembuatan konten kreatif oleh para peserta kegiatan menjadi sesi terakhir pada kegiatan Bimbingan Teknis ini. Di sini para peserta yang dibagi dalam beberapa kelompok mebuat konten dengan tema yang telah ditentukan dan konten yang dibuat terdiri atas konten grafis dan konten video.
(Red/foto: Aul)
