SANTRI LAPAS BANJAR, DIHARAPKAN MENJADI USTAD NANTINYA

banjar pengajian1

Selasa pagi (06/11) di mesjid Baiturrahman Al Munibin Lapas Banjar terasa khidmat dengan kegiatan pengajian, diikuti oleh warga binaan yang merupakan santri – santri. Kegiatan pengajian ini dilaksanakan sebagai salahsatu program pembinaan kepribadian, yang rutin dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Setiap hari selasa, pengajian / pembinaan kerohanian muslim diisi oleh ustad / tokoh agama dari Majelis Ulama Indonesia Kota Banjar, sedangkan pada hari Jumat pengisi pengajian oleh Penyuluh Agama dari Kantor Kementerian Agama Kota Banjar. Pada kesempatan kali ini, Ustad Lukman yang sudah cukup lama mengisi kegiatan pengajian di Lapas Banjar terhitung sejak sekitar tahun 2014, sudah akrab dan familier di kalangan warga binaan. Materi yang disampaikan cukup ringan dan mudah dipahami serta aplikatif dengan kondisi warga binaan, salahsatunya materi yang disampaikan pada pertemuan kali ini membahas bagaimana secara agama menjalankan kewajiban sebagai kepala rumah tangga yang notabene anggota keluarga kita ditinggalkan karena kewajiban kita (warga binaan) menjalankan perintah negara (hukuman). “Kita disini menjalankan kewajiban kita kepada negara atas perbuatan kita yang telah melanggar hukum, namun disisi lain kewajiban kita terhadap anak istri juga harus tetap dipenuhi, hanya orang – orang yang sabar dan mendekatkan diri kepada Allah pasti akan menjalaninya dengan ikhlas”, tutur Ustad Lukman diantara beberapa meteri yang disampaikannya. Aji salah seorang santri Lapas Banjar mengungkapkan “kegiatan pengajian ini saya selalu ikuti dan tentunya menambah nilai keimanan kita, salah satunya ustad Lukman yang sangat bagus dalam memberikan tausiah / pengajian kepada kami, kadang suatu saat beliau memberikan materi berupa motivasi dan lainnya. Sehingga secara tidak langsung emosional kami ikut bangkit untuk lebih baik lagi, khususnya dalam beribadah”, ungkap Aji. Kasubsi Pembinaan Adiyanto,Amd.IP.,S.H.,M.Si menuturkan “Tidak lelahnya kami untuk memfasilitasi dan membina warga binaan dalam berbagai aspek diantaranya pembinaan kepribadian dalam bidang kerohanian. Ini adalah sebagai upaya kami merubah perilaku / emosional warga binaan agar lebih baik lagi saat ini dan seterusnya. Mudah – mudahan nanti, warga binaan yang bebas dari Lapas Banjar bisa menjadi Ustad” tutur Adiyanto. Ditemui di ruang kerjanya, Kalapas Banjar Agus Wahono, Amd.IP.,S.H.,M.H “Pembinaan Kepribadian di bidang kerohanian merupakan realisasi atas Memory Of Understanding (MOU) antara Lapas Banjar dengan Kemenag Kota Banjar dan MUI Kota Banjar. Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak khususnya ustad – ustad, tokoh agama dan lainnya yang telah membantu kami dalam melaksanakan pembinaan kerohanian kepada warga binaan. Keberhasilan pembinaan yang ada di dalam Lapas tentunya perlu adanya partisipasi / peran dari masyarakat, tanpa itu kita tidak akan maksimal”, ujar Agus. Kegiatan kerohanian muslim lainnya yang insidentil / waktu – waktu tertentu dilaksanakan antara lain Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), pelatihan – pelatihan keagamaan antara lain pelatihan pemulasaraan jenazah, training Baca Quran dan lainnya. (Foto/Red:Asden)

Cetak