POLA PEMBINAAN TERPADU DI LAPAS BANJAR

Lapas Banjar punya aneka kegiatan bagi warga binaannya agar mereka mempunyai bekal keterampilan serta peningkatan kepribadiannya menuju lebih baik lagi. Pola pembinaan dalam sistem pemasyarakatan saat ini mengedepankan pembinaan kepribadian dan kemandirian. Ada berbagai jenis kegiatan kepribadian di Lapas Banjar antara lain kerohanian muslim maupun non muslim, pendidikan formal dan non formal serta kegiatan lainnya untuk merubah perilaku menjadi lebih baik lagi, serta pembinaan kemandirian antara lain kerajinan piring lidi, sablon, pangkas rambut, loundry, kerajinan kertas, bunga imitasi, kaligrafi dan lainnya. Dadan Herdiana,S.H selaku pembina kegiatan kemandirian mengungkapkan “kegiatan kemandirian yang bisa diikuti warga binaan sangat beraneka ragam, disesuaikan dengan minat dan bakat yang ditekuninya. Kami selaku pembimbing berkewajiban membuat warga binaan dapat memulihkan mental dan kepercayaan dirinya kembali untuk lebih baik dan membangkitkan semangat bahwa dirinya bernilai guna melalui kegiatan – kegiatan yang dapat menjadi bekal saat kembali lagi ke masyarakat nantinya”, ungkap Dadan. Sama halnya dengan Deni Sudiana selaku pembina kerohanian mengungkapkan “tugas kami selain menjadi pembina juga sebagai ibadah untuk mengingatkan sesama umat agar lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa. Pembinaan kerohanian muslim yang kami laksanakan antara lain pengajian, belajar baca huruf Al Quran, pesantren, pelatihan keagamaan dan lainnya. Selain itu pula untuk kegiatan kerohanian non muslim kami laksanakan dengan bekerjasama dengan pemuka Agama di Kota Banjar”, ungkap Deni. Kasubsi Pembinaan, Adiyanto Amd.IP.,S.H.,M.Si menuturkan “kami melaksanakan program pembinaan kepada warga binaan semaksimal mungkin mendayagunakan sarana prasarana yang kita miliki. Sebagaimana Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, bahwa untuk memperoleh haknya tersebut warga binaan diantaranya harus berkelakuan baik, mengikuti program pembinaan dan lainnya. Oleh karena itu setiap warga binaan wajib mengikuti minimal satu kegiatan kerja khususnya bagi warga binaan yang mengikuti program Pembebasan Bersyarat, sebagai tolak ukurnya kami pantau melalui absen finger print pokja serta pengamatan keaktifan kegiatan kerjanya”, tutur Adiyanto. Ditemui terpisah, Kalapas Banjar Agus Wahono, Amd.IP.,S.H.,M.H “Pembinaan yang dilaksanakan di Lapas Banjar dilaksanakan secara terpadu yaitu kerjasama dengan pihak lain di luar Lapas sebagai wujud Sinergitas melalui Memorandum Of Understanding ( MOU ) antara lain dengan Kemenag Kota Banjar, MUI Kota Banjar dalam hal pembinaan kerohanian dan CV.Karya Mandiri dalam hal kegiatan kerajinan lidi”. Melaui kerjasama tersebut, kita dapat berkolaborasi untuk membina warga binaan agar terprogram dengan baik”, ujar Agus. Adanya beberapa mantan warga binaan Lapas Banjar yang sudah sukses di luar Lapas berkat hasil pembinaan saat di Lapas, ini merupakan salahsatu indikator bahwa pola pembinaan berhasil. (Foto/Red:Wowo/Asden)

piring lidi banjar


Cetak   E-mail