PENUTUPAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH KESAMBI DI AREA LAPAS KELAS I CIREBON

1 Kejadian Luar Biasa TPS Kesambi Penumpukan Sampah2 TNI POLRI DLH KARUPBASAN dan KALAPAS meninjau KLB3 Dialog DLH Kota Cirebon Abdullah Syukur dan KALAPAS Kelas I Cirebon Agus Irianto4 Kalapas Kelas I Cirebon Berkoordinasi dengan DLH terkait Penumpukan Sampah5 Dialog Kalapas Kelas I Cirebon dengan PJ Walikota Cirebon Dedi Taufikurohman6 Wakil Walikota Cirebon Hj Eti Herawati dan DLH Kota Cirebon Abdullah Syukur Meninjau TPS Kesambi yang akan dicanangkan ditutup7 Penutupan TPS Kesambi8 Pra Penutupan TPS Kesambi dipagari oleh DLH

CIREBON - Tempat Pembungan Sampah (TPS) di depan Lapas Klas 1 Cirebon sudah ada sejak lama kurang lebih 20 Tahun. Beberapa Kepala yang pernah menjabat sebagai Kalapas terus mengusulkan penutupan TPS tersebut, namun belum membuahkan hasil. Keberadaan TPS Kesambi dari hari kehari semakin mengganggu pengguna jalan dan masyarakat sekitar terutama pegawai yang menempati rumah dinas dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau narapidana yang berada di dalam Lapas tidak jauh dari lokasi TPS tersebut. Salah satu dampak kepada Wargabinaan Pemasyarakatan ialah peningkatan penyakit ispa dan penurunan selera makan. Hal ini mengakibatkan presentase Wargabinaan Pemasyarakatan yang kurang sehat meningkat mencapai 15% dari keseluruhan jumlah Wargabinaan yang berada di Lapas Kelas I Cirbeon.

Keberadaan TPS di depan Lapas sangat merusak keindahan dan estetika lingkungkan perkantoran, dimana berdasarkan Surat Keputusan Walikota Cirebon. Nomor : 19 Tahun 2001 Tanggal 29 Maret 2001, bangunan Lembaga pemasyarakatan Kelas I Cirebon dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya dengan Struktur Bangunan masih terlihat seperti Bangunan Belanda Tempo Dulu yang memiliki nilai sejarah (heritage). Oleh karena itu harus dijaga keindahan dan kenyamanan lingkungan sekitarnya. Standar tempat pembuangan sampah semetara semestinya harus jauh dari pemukiman warga, karena akan menimbulkan dampak yang berkepanjangan. Dampak kesehatan dari keberadaan TPS yang hanya berjarak 30m dengan Lapas yang didalamnya terdapat 849 narapidana, serta 120 pegawai, ialah sebagai berikut :

  1. Timbulnya bau yang sangat menyengat dan menyesakan sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan Lapas Kelas I Cirebon, pengguna jalan yang melintas dan warga sekitar.
  2. Timbulnya penyakit-penyakit di lingkungan lapas khususnya bagi warga
    binaan lapas, seperti : gangguan pernafasan dan TBC.
  3. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan rendahnya tingkat
    kesehatan masyarakat luar maupun warga binaan lapas.
  4. Timbulnya penyakit kulit akibat jamur kulit.
  5. Timbulnya penyakit kolera,tifus, demam berdarah dampak dari pengelolaan sampah yang kurang baik.

Beberapa dampak diatas merupakan hasil kajian dari diskusi Kalapas Kelas I Cirebon Agus Irianto dengan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB). Kajian terkait dampak tersebut sangat menjadi perhatian Kalapas Kelas I Cirebon. Rektor ITB Kadarsah Suryadi, DEA yang tidak lain merupakan teman semasa kecil (SD, SMP, SMA) Kalapas Kelas I Cirebon menyambut dengan baik kedatangan Kalapas Kelas I Cirebon dan mendukung sepenuhnya akan penutupan TPS Kesambi yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat sekitar Lapas Kelas I Cirebon. Keakraban yang terbangun sejak kecil juga lah yang mendorong Kalapas Kelas I Cirebon untuk berdiskusi dengan ITB terkait dampak dari keberadaan TPS Kesambi.

Usaha pengusulan untuk penutupan TPS Kesambi terus dilakukan sejak September 2018. Pengajuan surat usulan secara tertulis maupun koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Walikota Cirebon secara verbal terus diupayakan secara kontinyu. Hingga pada tanggal 03 Mei 2019 Dinas Lingkungan Hidup resmi menutup TPS Kesambi. Satu minggu kemudian, tepatnya pada tanggal 12 Mei 2019 Pondasi atap TPS pun sudah mulai terbongkar perlahan-lahan. Penutupan TPS Kesambi sangat membuat dampak positif bagi seluruh pegawai, wargabinaan pemasyarakatan, masyarakat sekitar maupun pengguna jalan. Grafik wargabinaan pemasyarakatan yang kurang sehat berangsung-angsur mulai menurun, volume sampah yang sangat menumpuk yang menimbulkan bau busuk dan sampah yang tercecer sampai ke jalan utama sudah tidak ada lagi, sehingga hasil dari penutupan TPS Kesambi ini dapat dinikmati dan bermanfaat bagi lingkungan masyarakat dan Lapas Kelas I Cirebon terutama dari segi kesehatan.

Langkah selanjutnya dari penutupan TPS Kesambi ialah pengalihfungsian TPS menjadi Taman Kota. Hal ini karena letak TPS Kesambi berada di tengah kota dan menjadi jalur utama para masyarakat berlalu lalang, maka Kalapas Kelas I Cirebon berkolaborasi dengan Wakil Wali Kota Cirebon untuk mempercantik dan memperindah TPS Kesambi menjadi taman kota dan mewujudkan Kota Cirebon Bersih tahun 2019. (red/foto : Fjrn).

Cetak